Ibu... yang—entah yang tercinta, entah yang tersayang--kata itu tidak mampu mewakili betapa rasa sayangku padamu ibu. Aku ingin menciptakan susunan dari leksem-leksem baru yang dapat aku gunakan untuk mengungkapkannya.
Doamu tidak pernah berhenti.
Sebelum aku berada dalam rahimmu, kau sudah
berusaha dan berdoa agar akulah—anak sholehah—yang menangis memanggil namamu
pertama kali.
Dan Ibu... selama 9 bulan kau mengindahkan
hidupku dalam kandunganmu.. ketika itu sudah aku rasakan betapa agungnya kegigihanmu
memberikan semangat baru dalam hidupku, bahkan pada tahun kelipatan 9
selanjutnya.
Tidak sebatas angka 9..