Selasa, 27 Oktober 2015

KARENA KAU TEGA, IBU..


Ibu... yang—entah yang tercinta, entah yang tersayang--kata itu  tidak mampu mewakili betapa rasa sayangku padamu ibu. Aku ingin menciptakan susunan dari leksem-leksem baru yang dapat aku gunakan untuk mengungkapkannya.
Doamu tidak pernah berhenti.
Sebelum aku berada dalam rahimmu, kau sudah berusaha dan berdoa agar akulah—anak sholehah—yang menangis memanggil namamu pertama kali.
Dan Ibu... selama 9 bulan kau mengindahkan hidupku dalam kandunganmu.. ketika itu sudah aku rasakan betapa agungnya kegigihanmu memberikan semangat baru dalam hidupku, bahkan pada tahun kelipatan 9 selanjutnya.
Tidak sebatas angka 9..