Selasa, 27 Oktober 2015

KARENA KAU TEGA, IBU..


Ibu... yang—entah yang tercinta, entah yang tersayang--kata itu  tidak mampu mewakili betapa rasa sayangku padamu ibu. Aku ingin menciptakan susunan dari leksem-leksem baru yang dapat aku gunakan untuk mengungkapkannya.
Doamu tidak pernah berhenti.
Sebelum aku berada dalam rahimmu, kau sudah berusaha dan berdoa agar akulah—anak sholehah—yang menangis memanggil namamu pertama kali.
Dan Ibu... selama 9 bulan kau mengindahkan hidupku dalam kandunganmu.. ketika itu sudah aku rasakan betapa agungnya kegigihanmu memberikan semangat baru dalam hidupku, bahkan pada tahun kelipatan 9 selanjutnya.
Tidak sebatas angka 9..
Di tengah keluarga yang begitu kerasnya.. di antara runtuhnya hati, kau adalah satu-satunya orang yang kutemui, tetap berdiri tegak dan mengulurkan tanganmu untukku yang terjatuh.
Ibu.. teringat ketika kau menangis berdoa tengah malam, ketika aku terbangun dari tidurku. ku dengar, kau rangkaikan doa supaya kelak aku menjadi wanita yang sholihah, yang dapat menolong dan mendoakanmu.
Betapa sering kerongkonganmu kehausan asal aku bisa minum dengan puas, dengan kelembutanmu
Kau tahan laparmu dengan satu biji batu, demi aku agar bisa melahap sesendok nasi
Pada hari sakitku, aku tidak pernah melupakan air matamu yang bercucuran seperti hujan
Aku tak bisa berkata-kata mengungkapkan apa yang sudah engkau korbankan demi aku
Teringat pula, ketika kau menangis memaparkan tubuhmu dihadapan ayah, kau mohonkan kepadanya agar aku bisa sekolah.
Ayah yang selalu berkata “kenapa juga sekolah? Ilmu tidak hanya di dapat di bangku sekolah??” hatiku teriris, tidak bisa mencium indahnya belajar bersama banyak teman.
Untuk menolong hatiku, kau –tega-- buang aku di penjara suci ini, mencari ilmu kepada pendidik ruhku.. subhanallah ibu, apa yang terjadi?... semua itu karena kau tega ..
Karena kau tega, aku bisa melafalkan dan menghafal kalimat Allah sebanyak 114 surat itu
dan maknanya
Karena tega itu, aku mampu menghafal doa-doa yang belum sempat ibu ajarkan kepadaku, karena ibu sibuk membanting tulang mencari nafkah buat pendidikanku
Karena tega itu, aku semakin merindu bertemu ibu. Dan pada akhirnya rindu itu menjelma sebagai kekuatan lahir bathinku
Karena tega itu, aku bisa mengerti bagaimana cara berbakti kepadamu
Karena tega itu, aku bisa mendoakan yang terbaik untuk ayah yang saat ini tengah duduk di sisi-Nya menunggu doaku
Karena tega itu, akhirnya aku bisa menangis di tengah malam seperti yang sering dilakukan ibu untukku
Karena tega itu, aku menjadi pribadi yang sangat berani berpegang teguh pada agamaku.
Karena tega itu, aku bisa tegap berdiri di tengah runtuhnya pohon-pohon besar.
Karena tega itu, aku semakin pandai mensyukuri nikmat atas kekuranganku.
Karena kau tega, aku semakin bisa untuk “tega terhadap diriku sendiri
Karena tega itu, aku menjadi tidak tega melihat orang lain yang berkeadaan tidak lebih baik dariku
Karena tega itu, aku sangat bisa merasakan bahwa kau adalah sosok yang sangat lembut, tidak ada tega setitikpun dalam hatimu terhadap anak-anakmu  
Asal kau tahu ibu, semua yang terjadi padaku, semua perubahan ini, karena kau tega
Kau tega membuangku demi masa depanku.
Aku akan segera kembali dari penjara suci ini ibu…, akan ku cium kepalamu yang suci
Akan aku tumpahkan semua rinduku, dan ku hirup wanginya tangan kananmu
Akan aku bersihkan tanah di kedua telapak kakimu dengan pipiku ketika aku bertemu denganmu
Akan ku sapu harum keringatmu yang bercucuran dengan tiupan lembutku
Aku akan membasahi tanah dengan air mataku karena sangat bahagia denganmu 
Tidak mungkin engkau melihat dada yang lebih membuatmu rindu selain dadaku
Tuhan semesta alam berpesan kepadaku untuk berbakti padamu wahai harapan umurku Ridhamu adalah rahasia taufiqku dan cintamu adalah pembakar imanku
Karena ketulusan doamu, kesusahan dan sedihku lenyap
Melihatmu, seperti melihat syurga
Melihat saja, Allah menjanjikan pahala
Pemberian maafmu, Allah mengampuni dosaku
Wajahmu meletihkan mataku karena terlalu lama aku memandang keindahannya.
Semangat selalu terbakar ketika sekejap saja aku melihat bayangmu.
Ibu.. jika ada orang yang memisahkan aku
maka engkaulah denyut nadi di jantungku, engkaulah cahaya di mataku
dan engkaulah nada di bibirku, engkau langkahku
engkau kenyangku ketika lapar,
engkau pencegah dahagaku
setelah hari kita bertemu, tiada lagi perpisahan kecuali perpisahan karena kematian
Ibu ..
Berapa sering kau lelah, hingga kata “lelah” sirna
Berapa sering kau berupaya, hingga tidak mengenal apa itu “banting tulang”
Berapa sering kau bekerja, hingga kekuatanmu tidak memiliki makna
Berapa sering kau merasa sedih, hingga mata indahmu tidak mampu meneteskan air mata
Berapa sering kau terjaga di malam hari, hingga tidak ada warna tilas di atas sajadah itu 
Untukku dan karena aku.
Ya Allah berilah rizki kepada ibuku sebanyak kasihnya yang tidak pernah terukur,
Lebih indah dari apa diinginkannya
Lebih banyak dari apa yang diimpikannya
Lebih utama dari apa yang ternama
Bahagiakan hatinya ya Rabb.
hatiku  bahagia karena kebahagiaannya.
Hatiku... jiwaku... akalku...mengatakan..
Aku mencintaimu.. ibu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar